Oktober Kehujanan April Kehausan

Desember 29, 2012 pukul 4:29 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar
Tag: , , , , ,


Suatu hari di pangkalan ojek ada seorang pria berjas rapi berjalan terburu-buru ke arah seorang pengojek.
“Bang, ke Pontianak, cepat ya,” pintanya ke seorang pria.
“Sip! Silakan naik,” pria itu lalu menghidupkan mesin motornya.
Di tengah perjalanan pria itu mengeluh karena ia merasa tukang ojek tersebut terlihat pelan mengendarai motor, padahal ia sedang terburu-buru.
“Pak, bisa nggak lebih cepat lagi?” pintanya.
“Aduh, Pak. Ini aja sudah kenceng nih,” jawab tukang ojek.
“Tancap gas aja Pak. Kalau bisa 100 kilo tancep saja! Lagi buru-buru nih, Pak,” desak pria itu lagi.
“Bapak yang minta, ya,” tukang ojek itu lantas menarik gas kuat-kuat.
Motor tersebut melaju dengan kencang di jalan raya. Bahkan saat berpapasan dengan kendaraan lain jaraknya hanya sepermilimeter saja dan hampir bersenggolan.
Tiba-tiba seorang kakek menyebrangi jalan seorang diri, tukang ojek itu lalu menginjak pedal rem motor dan membelokkan stang motor ke kanan. Si Kakek terhindar dari tabrakan, namun mobil dari arah berlawanan datang menghampiri. Tukan ojek itu dengan sigap membelokkan motornya ke arah kiri. Mereka berdua lolos dari maut.
“Kamu sudah bosan hidup, ya! Naik motor jangan ngebut dong, Pak!” protes penumpang ojek tersebut.
“Kan tadi bapak yang minta untuk ngebut,”

—–

Cuplikan cerita di atas mungkin tidak ada hubungannya dengan kondisi di Indonesia dimana pada bulan oktober – april mengalami musim hujan dan pada bulan april oktober mengalami musim kemarau. Namun, dari cerita di atas penulis ingin menampilkan kondisi masyarakat ketika dilanda musim kemarau dan musim hujan.

Kita sudah mengetahui bahwa Indonesia yang beriklim tropis ini hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Ketika musim hujan berlangsung dari bulan oktober – april, sebagian besar wialyah Indonesia diguyur hujan. Khususnya di provinsi Kalimantan Barat, di Kota Pontianak dan sekitarnya pada musim hujan hampir setiap hari hujan turun dan terkadang hanya berselang 2 – 3 hari tidak turun hujan sama sekali.
Dapat dibayangkan berapa banyak Air hujan yang turun selama musim penghujan di Indonesia. Air hujan sebagian besar digunakan masyarakat Kalimantan Barat sebagai sumber Air untuk konsumsi warga. Inilah mengapa di daerah Kalimantan Barat, di setiap rumah penduduk memiliki alat penampung Air yang disebut dengan tempayan. Walaupun Kalimantar Barat memiliki perusahaan Air minum yang memasok Air bersih ke masyarakat, namun Air hujan tetap menjadi primadona bagi masyarakat Kalimantan Barat karena gratis dan kualitas arinya pun baik.

Orang bijak sering mengatakan bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sama halnya dengan Air, di musim penghujan Air begitu banyak sehingga mendatangkan masalah baru. Ketika musim kemarau, warga dengan penuh harap daerahnya diguyur hujan. Tapi, ketika musim hujan tiba warga dengan penuh harap agar diberikan beberapa hari atau beberapa minggu untuk terbebas dari hujan. Dampak yang dikeluhkan bermacam-macam, mulai dari jalan yang menjadi becek atau licin, menyebarnya penyakit, hingga banjir. Ketika pada musim kemarau, kekeringan melanda. Hujan turun hanya beberapa kali dalam sebulan. Akhirnya persediaan Air bersih warga berkurang bahkan habis. Tempat penampungan Air hujan milik warga memiliki kapasitas yang kecil. Rata-rata satu rumah hanya memiliki 4 – 6 tempayan yang jika penuh hanya mampu untuk keperluan Air bersih kurang lebih dua bulan (Air tidak digunakan untuk mencuci). Hujan yang turun pada musim kemarau pun biasanya singkat dan Airnya kehitaman dan bau asap sehingga tidak bisa dijadikan Air minum atau untuk memasak. Jadi, seperti cerita di atas. Ketika kurang kita meminta lebih, ketika diberi lebih kita ingin dikurangi.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Air merupakan sumber kehidupan. Bagi masyarakat Kalimantan Barat (mungkin berlaku juga bagi seluruh manusi di Bumi), tidak masalah jika tidak mandi sebulan daripada tidak minum sehari. Ketika musim kemarau, Air sungai berubah menjadi Air asin. Air sungai biasanya digunakan hanya untuk mencuci, sedangkan untuk makan dan minum menggunakan Air hujan. Air hujan atau Air bersih susah didapat. Kalaupun ada Air yang tidak asin, warnanya keruh dan tidak dapat untuk dikonsumsi.

Masyarakat yang mengandalkan Air hujan tidak dapat berbuat banyak. Berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan Air bersih yang layak konsumsi. Mulai dari membeli Air galon hingga membuat sumur bor. Tapi, tentu saja hal tersebut memerlukan dana yang lebih dari biasanya. Akibatnya, ketika musim kemarau pengeluaran semakin besar karena harus membeli Air, membayar jasa pembuatan sumur bor atau memompa Air tanah. Solusi tersebut dapat berjalan jika masyarakat memiliki uang yang cukup. Lalu, bagaimana jika tidak?

Ada beberapa solusi yang dapat digunakan, antara lain :
1. Membuat tempat penampungan Air hujan bersama. Masyarakat dengan swadaya membuat tempat penampungan Air hujan. Dengan kapasitas lebih besar, diharapkan dapat menjadi cadangan Air bersih bagi warga.
2. Menjaga ekosistem hutan, terutama di gunung-gunung. Sumber Air pegunungan merupakan salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat yang jauh dari pantai. Jika ekosistem hutan rusak, sumber Air dapat tercemar hingga hilangnya sumber Air.
3. Menggunakan alat penjernih Air seperti Pure It, sehingga Air yang tidak layak konsumsi dapat digunakan.

Ketiga solusi tersebut mungkin bisa diterima dan mungkin juga bisa ditolak. Namun yang harus kita sadari bersama adalah bahwa fenomena musim hujan dan kemarau sudah terjadi jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia sehingga masalah ini dapat dikatakan sebagai masalah klasik. Diperlukan tindakan nyata dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi hal ini.
Jika sudah mengetahui bahwa setiap tahun akan ada masa “kehausan” dan masa “kehujanan” , lalu apakah kita hanya diam saja dan menerima saat haus dan hujan?

Rumah Sakit Tanpa Kelas

Oktober 25, 2012 pukul 4:35 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar
Tag: , , ,

Pada tanggal 24 Oktober 2012, Kota Pontianak memiliki satu lagi rumah sakit umum daerah lagi di wilayahnya. Setelah diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, didampingi oleh Walikota Pontianak dan Gubernur Kalimantan Barat, rumah sakit yang bernama RSUD Sultan Syarif Muhammad Al-Kadrie ini mulai beroperasi. Rumah sakit yang menghabiskan kurang lebih Rp 100 Miliar dari APBD Kota Pontianak ini memiliki beberapa keunikan. Adapun keunikan yang berhasil penulis temui adalah :

1. Rumah sakit ini dibangun di daerah Jeruju, Kec. Pontianak Barat. Lokasi berdirinya merupakan bekas Tempat Penampungan Sampah (TPA).

RSUD Sultan Syf. Mohammad Al Kadrie

RSUD Sultan Syf. Mohammad Al Kadrie


2. Adanya price-list biaya pengobatan yang dipajang di ruangan depan rumah sakit. (Terlihat seperti daftar menu 😀 , tetapi Penulis menganggap ini merupakan salah satu tindakan transparansi keuangan. Sehingga pasien mengetahui harga sesungguhnya dan tidak mudah “ditipu” oleh oknum yang memasang tarif tinggi.
Price List

Price List


3. Rumah sakit tanpa kelas. Tidak terbagi menjadi kelas-kelas berbeda. Yang berbeda hanyalah kebutuhan, bukan harganya. Sesuai dengan semboyan yang ditertera di banner rumah sakit : “Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan, BUKAN pada kemampuan membayar!”
Semboyan RSUD Kota Pontianak

Semboyan RSUD Kota Pontianak


Berikut beberapa ruangan yang berhasil penulis jepret sesaat sebelum peresmian.

Ruang Tunggu

Ruang Tunggu

Ruang Tunggu



Dokter, Bidan, Perawat, dan Staff RSUD Kota Pontianak

Dokter, Bidan, Perawat, dan Staff RSUD Kota Pontianak

Dokter, Bidan, Perawat, dan Staff RSUD Kota Pontianak



Bagian Dalam di Depan Ruang

Depan dalam

Depan dalam



Apotek

Apotek

Apotek


Karena penulis masuk kuliah siang, maka momen peresmian tidak dapat saya liput. 😦

Semoga dengan RSUD Sultan Syarif Muhammad Al-Kadrie ini, mampu memberikan solusi kesehatan bagi masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya. 🙂

Selamat Ulang Tahun Kota Pontianak

Oktober 24, 2012 pukul 4:35 am | Ditulis dalam Uncategorized | 4 Komentar

Tepat pada tanggal 23 Oktober 2012, Kota Pontianak merayakan hari jadinya ke-241. Setelah selama kurang lebih dua setengah abad yang lalu sebuah peluru yang berasal dari meriam Sultan Sy. Abdurrahman Al-Qadrie jatuh di daerah tersebut, Pontianak telah berubah menjadi kota yang besar. Menggusur makhluk asli daerah tersebut yang bersosok menyeramkan dan suka menakut-nakuti manusia, Kuntilanak (atau Pontianak dalam bahasa Melayu Malaysia).

Poster Konser The Virgin & Ungu

Poster Konser The Virgin & Ungu

Untuk memeriahkan hari istimewa tersebut, Pemerintah Kota Pontianak bersama beberapa sponsor mengadakan konser musik yang dimeriahkan oleh Band Ungu dan The Virgin di alun-alun kapuas. Persiapan serta pengamanan yang ekstra dari panitia dan pihak keamanan (Polisi, Kodam, dan Satpol PP) dilakukan agar masyarakat dapat menikmati hiburan tersebut. Bahkan, Walikota Pontianak (Sutarmidji, S.H.,M.Hum) memberi izin kepada ibu-ibu beserta anak-anaknya untuk masuk ke area VIP (khusus pejabat dan undangan) agar dapat menikmati hiburan tanpa harus berdesak-desakan.

Polisi sedang mengamankan area konser

Polisi sedang mengamankan area konser

Let’s celebrate!

Tepat pukul 7.30 malam, acara dimulai dengan pembacaan doa oleh Pak Burhanudin. Mungkin ini kali pertama saya melihat konser (dan ini memang pertama kali saya nonton konser 😀 ) penonton beramai-ramai bershalawat dan bertakbir. Dengan berdoa, acara diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Pembacaan Doa

Pembacaan Doa

Setelah pembacaan do’a, Korem (sebutan untuk Alun-Alun Kapuas) digemparkan dengan penampilan The Virgin yang sukses membuat penonton berloncat-loncat bersama. Saat duo Mita dan Dara ini bernyanyi, tanah yang dipijak terasa bergoyang. Ini karena ada ratusan manusia yang berlompat-lompatan secara bersamaan dan di tempat yang sama.

Setelah dibuat bergoyang oleh The Virgin, kini penonton dihipnotis oleh penampilan lima pria lawar (bahasa Melayu Pontianak artinya ganteng, keren, dsb). Kata-kata “Pasrah, Pasrah, Pasrah,” terdengar dari arah penonton yang memanggil-manggil vokalis Band tersebut itu. Eh, salah. Pasha, bukan Pasrah ehehehe 😀

Ungu sedang beraksi di atas panggung

Ungu sedang beraksi di atas panggung

Penampilan dari dua grup musik ternama itu membuat masyarakat yang hadir di Korem begitu semangat mengikuti konser dari awal hingga akhir. Bahkan Cliquers Singkawang (Fans Group Ungu) rela menempuh perjalanan jauh demi menyaksikan langsung idolanya itu. Be’en (20), kordinator CSC (Cliquers Singkawang Club) beserta sepuluh anggotanya berangkat ke Pontianak dari jam 7 pagi menggunakan kendaraan pribadi dan akan pulang kembali setelah konser berakhir.

Cliquers Singkawang

Cliquers Singkawang

Sedangkan Cliquers “Tuan Rumah” Pontianak yang diketuai Daniel (20) telah menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Onci (Basis Band Ungu) besok (24/10/2012) di Hotel Mercure Pontianak. Maklum saja, hari jadi kota Pontianak bertepatan juga dengan hari ulang tahun personil Ungu tersebut. Animo yang begitu besar dari penggemar Ungu ini memang hal yang wajar, mengingat band ini terakhir kali konser di Pontianak 4 tahun silam. Tentu saja rasa rindu untuk bertemu dengan sang idola begitu besar di hati mereka. Dalam sela-sela konsernya, Pasha berharap setiap ulang tahun Kota Pontianak mereka dapat tampil di depan masyarakat Kota Pontianak. Ungkapan vokalis Ungu di tengah-tengah konser tersebut langsung disambut meriah oleh penggemarnya.

Cliquers Pontianak

Cliquers Pontianak

The Virgin menghibur, Ungu dinanti!

The Virgin sedang beraksi di atas panggung

The Virgin sedang beraksi di atas panggung

The Virgin tahu betul bahwa pada konser tersebut, penonton didominasi oleh Cliquers. The Virginity ada, tapi tidak seheboh dengan anak muda berbaju keribang (bahasa Melayu artinya warna ungu) yang memadati Korem. Tapi, dengan penuh percaya diri mereka tetap maksimal dalam membawakan lagu-lagunya. “The Virgin baru punya 1 album, sedangkan Ungu sudah 5. Jadi jangan khawatir, abang-abang ganteng itu nanti akan menyanyikan 5 album untuk kalian semua,” ucap Dara di atas panggung. Maklum saja, disaat The Virgin beraksi, sayup-sayup terdengar penonton berteriak “Lapar, Lapar, Lapar,” karena belum makan dari pagi. Eh, salah. Tapi berteriak “Ungu, Ungu, Ungu,”.

Pasha sedang berinteraksi dengan penonton

Pasha sedang berinteraksi dengan penonton

Dan ketika Ungu mengambilalih panggung, para Cliquers pun makin menggila. Bendera dengan logo Ungu pun mereka kibar-kibarkan. Rasa rindu mereka terbalaskan. Ungu pun membawakan lagu-lagu hits mereka seperti Cinta Gila, I Love U, dengan semangat. Penonton pun diajak makan bersama. Eh, salah. Bernyanyi bersama 🙂 Penampilan Ungu pun berakhir dengan meluncurnya kembang api, tanda perayaan hari jadi Kota Pontianak sudah sampai puncaknya. Konser berakhir, menyisakan alun-alun Kapuas dengan sampah dan sendal yang terlepas dari kaki para penonton.

Setelah konser...

Setelah konser…

Yang Unik :

-Silakan lihat foto dibawah dan tolong berikan komentarnya 🙂

Curi-curi kesempatan

Curi-curi kesempatan

-Walikota Pontianak memberikan 4 hadiah dalam acara ulang tahun kota Pontianak = Sekolah Gratis, Berobat ke Puskesmas Gratis, Alun-Alun Kapuas akan dilengkapi air mancur yang bisa joget, dan perbaikan jalan untuk 200 gang di Pontianak.

Wali Kota Pontianak

Wali Kota Pontianak

-Semprotan dari pemadam kebakaran 🙂 (sudah umum dilakukan di setiap konser musik).

Semprotan dari Pemadam Kebaran

Semprotan dari Pemadam Kebaran

-Penonton yang ikut bernyanyi bersama The Virgin.

Bernyanyi bersama

Bernyanyi bersama

-Anjing Pelacak diikutsertakan dalam pengamanan.

Polisi Militer

Polisi Militer

-Parkir yang Rp 1000,- jadi Rp 3.000,- Saya terpaksa membayar Rp 2.500 karena uang habis ehehehe 😀

Cukup sekian dan terima kasih. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam artikel ini. Selamat Ulang Tahun Kota Pontianak. 🙂

Rombongan Pengantin Padati Jl. Gajahmada

Oktober 22, 2012 pukul 5:11 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Setelah dua pekan terakhir setiap hari minggu sore dihiasi dengan iringan musik drumband dan pagelaran busana unik dan menarik, kini Jl. Gajahmada dipenuhi dengan belasan arak-arakan yang membawa belasan pasang pengantin. Ini bukan karena waktu pernikahan yang berbarengan, tapi salah satu rangkaian acara Pontianak October Festival 2012 yaitu Festival Arak-Arakan Pengantin Melayu. Kegiatan ini diikuti oleh 12 tim yang terdiri dari 5 kecamatan di Kota Pontianak.

Pengantin

Pengantin

Dalam satu rombongan arak-arakan pengantin melayu pada umumnya terdiri dari penabuh rebana, pembawa barang hantaran, tanjidor, serta yang paling penting adalah pasangan pengantinnya 🙂 . Satu rombongan tersebut akan dinilai dari penampilan, unsur-unsur adat Melayunya, serta kekompakknya. Hadir sebagai salah satu dewan juri adalah walikota Pontianak, Sutarmiji, S.H, M.Hum.

Dewan Juri

Dewan Juri

Yang unik…,

1. Mungkin ini bukan keunikan, tetapi sebuah cobaan 🙂 setiap hari minggu Jl. Gajahmada selalu diguyur hujan sehingga festival sempat ditunda beberapa waktu. Jika turun hujan, maka basement Graha Pena akan penuh sesak seperti di bawah ini 🙂

Suasanan di basement

Suasana di basement

2. Yang menjadi pengantin tidak semuanya pengantin sungguhan 😀 ehehehe

Pengantin

Pengantin

3. Pak Camat juga turun langsung dalam lomba ini ^_^. Pak Kusmancadiarto (Camat Pontianak Barat) mengatakan dalam festival tahun ini menurunkan dua tim yang berjumlah 36 orang yang terdiri dari berbagai golongan masyarakat dari kelurahan yang terdapat di Pontianak Barat. Setidaknya, diperlukan latihan intensif selama satu minggu untuk persiapan acara ini.

4. Pak Walikota Pontianak yang langsung mengumumkan pemenangnya. Beliau juga memberikan hadiah dua juta rupiah kepada seluruh tim yang ikut serta dalam festival ini 🙂

Walikota Pontianak

Walikota Pontianak

Setelah sholat Maghrib, Pak Walikota mengumumkan langsung pemenang dan memberikan kabar gembira kepada seluruh peserta (mendapat uang dua juta rupiah bagi tiap tim 😀 ) . Berikut pemenang-pemenangnya :
Juara I (No. 7) Kec. Pontianak Kota (1850 poin)
Juara II (No. 11) Kec. Pontianak Selatan (1790 poin)
Juara III (No. 9) Kec. Pontianak Timur (1780)

Nah, sesuai dengan kata Pak Walikota “Pontianak Timur-lah yang paling ramai,” karena tim ini terlihat berbeda dengan membawa seorang gadis di dalam tandu hias. Mau lihat? Silakan klik video di bawah 🙂

Selamat untuk pemenang, dan terus pertahankan tradisi Melayu kita 🙂

Sungai Kapuas Meledak di Malam Minggu

Oktober 21, 2012 pukul 6:50 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Meriam karbit

Meriam karbit


“Dhuuuaarrr….!” suara ledakan terdengar memekakkan telinga. Suaranya begitu besar dan nyaring sehingga dapat membuat tubuh bergetar ketika berada di Alun-Alun Kapuas, malam minggu (20/10/2012) tadi malam. Suara ledakan tersebut bukan berasal dari bom, melainkan dari meriam karbit berukuran besar yang berada di tepi alun-alun kapuas. Meriam tersebut tidak sedang digunakan untuk menyerang daerah seberang, tetapi sebagai ajang kompetisi penembakan meriam karbit dalam rangkaian acara Pontianak Oktober Festival 2012.

Festival Meriam Karbit telah dilaksanakan dari hari kamis (18/10/2012) dan malam tersebut adalah puncaknya. Bagi yang belum pernah menyaksikan secara langsung “penembakan” meriam karbit khas Pontianak ini, saya sarankan membawa penyumbat telinga atau helm sebagai pelindung telinga. Ini dikarenakan suara yang dihasilkan sangat besar dan dapat membuat telinga berdengung. Selain itu, dentuman dan getaran dari meriam tersebut dapat membuat tubuh bergetar hebat. (Penulis menggunakan helm untuk meliput karena tidak tahan dengan suara meriam 😀 ehehehe)

Menembak dengan meriam karbit bukanlah hal yang mudah. Mental dan fisik yang kuat wajib hukumnya, jika tidak, dapat mendatangkan celaka. Selain itu, perlu diperhatikan kualitas meriam. Jika terbuat dari bahan yang tidak kuat, meriam dapat meledak dan mencederai pengguna dan penonton. Biasanya, meriam karbit terbuat dari kayu keras. Selain itu, untuk mendapatkan suara yang sempurna dan keras, maka racikan antara karbit dan air harus pas. Jika tidak seimbang, bisa jadi suara yang dihasilkan seperti orang buang angin. Duutt…, ehehe 😛

Selain malam terakhir festival karbit, pada malam tersebut juga digelar festival kapal hias. Kapal-kapal yang melintas tepat di depan alun-alun kapuas tersebut dihiasi dengan bentuk ikan, kepiting, dan lain-lain. Bahkan ada juga kapal yang dihiasi dan berbentuk seperti spongebob 😀 . Akan tetapi, menurut penulis, hiasan pada kapal kurang menarik dan cenderung gelap karena sedikitnya lampu-lampu hias yang digunakan sehingga belum dapat memperlihatkan keindahan dari festival tersebut.

Sebelum festival kapal hias dimulai, Walikota Pontianak yang hadir pada malam tersebut menandatangi MoU penyerahan Lampu Jembatan Kapuas I dengan pihak perbankan yang mendukung acara tersebut. Festival kapal hias ini pun didukung juga oleh bank-bank yang ada di Kota Pontianak. Nah, setelah menandatangani MoU tersebut, beberapa petinggi dari bank-bank tersebut ditantang oleh panitia untuk membunyikan meriam karbit.

Kegiatan pada malam minggu tersebut tentu memberikan kesan bagi siapa saja yang berkunjung di alun-alun kapuas pada malam itu. Suara ledakan meriam karbit dan festival kapal hias di malam minggu tentu sudah benar-benar meledakkan sungai kapuas pada malam itu 🙂

Kapal Ikan Arwana

Kapal Ikan Arwana

Festival Layang-Layang Pontianak

Oktober 17, 2012 pukul 2:20 am | Ditulis dalam Uncategorized | 2 Komentar

Dalam rangkaian acara Pontianak Oktober Festival 2012 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pontianak dari tanggal 22 September 2012 hingga 23 Oktober 2012, telah dilaksanakan berbagai kegiatan dan perlombaan. Dimulai dari peringatan kulminasi matahari dalam acara “Hari Tanpa Bayangan” di Tugu Khatulistiwa, Lomba Sampan, Turnamen Sumpit Internasional, Festival Drumband dan Fashion Road, dan yang baru-baru ini dilaksanakan pada hari rabu kemarin (16/10/2012) di Stadion Sepakbola Kebon Sajoek yaitu Gelar Permainan Rakyat Layang-Layang. Pontianak Oktober Festival 2012 ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Kota Pontianak ke-241.

Layang-Layang Logo Kota Pontianak

Layang-Layang Logo Kota Pontianak

Gelar Permainan Rakyat Layang-Layang yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu (16 – 17 Oktober 2012) di Kabon Sajoek PSP ini bertujuan mengakomodir keinginan masyarakat khususnya masyarakat pecinta layang-layang hias agar dapat bermain dan menyalurkan kreativitasnya di kota Pontianak. Kota Pontianak pada saat ini memang melarang masyarakat untuk bermain layang-layang yang menggunakan tali kawat karena dapat berbahaya bagi masyarakat dan dapat merusak jaringan listrik PLN. Tentu masyarakat Kota Pontianak masih ingat tewasnya pengendara motor akibat terlilit tali layang-layang yang terbuat dari kawat. Jadi, kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pontianak, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pontianak disambut baik oleh masyarakat.

Setelah dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pontianak, Ibu Elvira, maka dimulailah perlombaan layang-layang hias tersebut. Pada hari pertama dilaksanakan lomba layang-layang hias dan pada hari kedua dilaksanakan permainan layang-layang biasa, jadi bagi yang ingin bergabung dan bermain layang-layang dapat datang langsung ke Kebon Sajoek PSP dari pukul 14.00 hingga selesai. Untuk lomba layang-layang hias itu sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu layang-layang hias dua dimensi dan tiga dimensi. Dalam kegiatan yang didukung 0leh PLN kalbar ini, terdapat 8 grup yang terdiri dari 28 peserta dengan 35 buah layang-layang dua dimensi dan 15 buah layang-layang jenis tiga dimensi yang ikut ambil bagian. Dalam lomba ini diperebutkan dua belas terbaik yaitu enam terbaik untuk masing-masing jenis layang-layang (Juara Harapan III hingga Juara I).

Di antara layang-layang hias yang beraneka rupa dan ukuran tersebut, terdapat sebuah layang-layang berukuran besar dan panjang. Pembuat layang-layang tersebut, Yusran (56), mengatakan perlu waktu delapan hari dan biaya sekitar 400 ribu rupiah untuk membuatnya. Selain itu, layang-layang milik ketua Borneo Kite Club Pontianak tersebut juga telah mencatat prestasi di Lomba Layang-Layang Tingkat Nasional di Pangandaran sebagai Juara Harapan III. Nama layang-layang tersebut adalah “kelabang” atau lipan.

Adapun yang menjadi poin penilaian dari dewan juri adalah :

1. Konstruksi layang-layang.

2. Kerapian Membuat layang-layang.

3. Keharmonisan bentuk layang-layang dengan penataan warna/gambar.

4. Komposisi pewarnaan layang-layang di darat.

5. Tingkat Kesulitan/kreativitas pembuatan layang-layang.

Penjurian

Penjurian

Maka, didapatilah pemenang-pemenang, yaitu :

Juara Layang-Layang jenis 2 Dimensi

Juara Nama Asal/Utusan Poin
Juara I Yusran /Borneo Kite Club 1550
Juara II Guntur Asosiasi 1345
Juara III Hendra Pelangi Khatulistiwa 1325
Harapan I Heri Yayasan MLI 1280
Harapan II Rudi Borneo Kite Club 1250
Harapan III Guntur Pelangi Khatulistiwa 1200
Foto Bersama Pemenang Layang-Layang Jenis 2 Dimensi

Foto Bersama Pemenang Layang-Layang Jenis 2 Dimensi

Juara Layang-Layang jenis 3 Dimensi

Juara Nama Asal/Utusan Poin
Juara I Feri Beting Permai 1480
Juara II Zezen Perum IV 1340
Juara III Hajir Asosiasi 1320
Harapan I Yusran Borneo Kite Club 1280
Harapan II Rudi Borneo Kite Club 1250
Harapan III ahmad Saleh Yayasan MLI 1100
Foto Bersama Pemenang Layang-Layang Jenis 3 Dimensi

Foto Bersama Pemenang Layang-Layang Jenis 3 Dimensi

Hadiah

Juara I = Rp 2.000.000,- + Piagam + Piala

Juara II = Rp 1.500.000,- + Piagam + Piala

Juara III = Rp 1.000.000,- + Piagam + Piala

Harapan I = Rp 750.000,- + Piagam + Piala

Harapan II = Rp 500.000,- + Piagam + Piala

Harapan III = Rp 300.000,- + Piagam + Piala
Hmb…, total hadiahnya saja sekitar 12 juta rupiah. WoW! 😀

Feri, Kebanggan Orang Beting

Layang-Layang Kapal milik Feri

Layang-Layang Kapal milik Feri

Feri (25) patut berbangga hati karena berhasil membawa uang dua juta rupiah sebagai juara pertama dalam lomba layang-layang jenis tiga dimensi. Jerih payah bersama teman-temannya akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan bahan daur ulang, Feri dan teman-temannya berhasil membuat layang-layang berbentuk kapal laut yang indah. Walau tidak berbentuk seperti layang-layang pada umumnya, akan tetapi ia dapat terbang dengan mudah seperti pada layang-layang lainnya. Pantas saja dewan juri memberikan nilai lebih terhadap buah karya Feri tersebut. Sebelumnya, “kapal terbang” milik Feri tersebut juga pernah mendapat juara I dalam festival layang-layang tahun lalu yang dilaksanakan di Alun-Alun Kapuas.

Galeri Foto

Layang-Layang Panjang

Layang-Layang Panjang

kobra

kobra

Seorang pria sedang menarik layangan parasut

Seorang pria sedang menarik layangan parasut

Salah seorang peserta sedang menarik layang-layang

Salah seorang peserta sedang menarik layang-layang

Yang unik…

Hujan deras yang mengguyur kota Pontianak dari jam 11 hingga jam 2 siang sempat saya kira acara ini akan ditunda esok hari. Akan tetapi ketika rombongan dari Pemkot Pontianak tiba, secara berangsur-angsur hujan mereda dan hilang sama sekali. Padahal langit pontianak begitu gelap dan hujan turun dengan derasnya. Mungkin ini ada benar dan mungkin tidak sepenuhnya benar. Hujan berhenti karena ada bantuan dari bapak di bawah ini 🙂

Pawang Hujan

Pawang Hujan

Pesan dari PLN = Jangan Main Kelayang dengan Tali Kawat!

Layang-Layang Punya PLN

Layang-Layang Punya PLN

Ibu Elvira menarik layang-layang untuk pembukaan

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pontianak

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pontianak


Eh, ada Doraemon 😀

Doraemon

Doraemon

Kobra!

Cobra in the air

Cobra in the air

Anak dan layang-layang

Anak dan Layang-Layang

Anak dan Layang-Layang

Doraemon sedang di-“interogasi” 😀

Doraemon lagi

Doraemon lagi

Nah, karena hari ini adalah hari terakhir untuk festival layang-layang, ayo ramai-ramai ke Kebun Sajoek PSP untuk melihat berbagai jensi layang-layang hias. Jika Anda ingin ikut bermain silakan bawa layang-layang Anda. Tapi Ingat, jangan pakai tali kawat dan siapkan jas hujan, maklum sekarang Pontianak sedang bertemu dengan musim hujan. Selamat menikmati 🙂

Salam, Penulis.

Foto dan video by Endy Maulidi

Dominasi Tiga Sekolah di Lomba Drumband & Fashion Road Tingkat SMA

Oktober 15, 2012 pukul 5:48 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Pada suatu hari di sebuah jalan di kota Pontianak yang basah setelah diguyur hujan, berkumpullah Peri-Peri, Bidadari, serta Pangeran tampan yang berjalan di sepanjang Jl. Gajahmada. Peristiwa ini bukanlah mimpi di siang hari atau tokoh d

ongeng yang bermigrasi ke dunia nyata, melainkan Lomba Drumband dan Fashion Road tingkat SMA se-Kota Pontianak dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Pontianak October Festival 2012 dan kelanjutan dari lomba serupa minggu lalu (7/10/2012) yang diadakan untuk tingkat SD dan SMP.

Setidaknya ada 13 sekolah yang ikut bagian dalam kompetesi ini. Mereka adalah :

1. SMA Santo Paulus Pontianak

SMA Santo Paulus

SMA Santo Paulus

SMA Santo Paulus

SMA Santo Paulus

2. SMA Negeri 1 Pontianak

SMA N  1 Pontianak

SMA N 1 Pontianak

SMA N  1 Pontianak

SMA N 1 Pontianak

3. SMA Bina Utama

   (fotonya hilang 😦 maaf )

4. SMA Negeri 1 Sungai Ambawang

(fotonya hilang 😦 maaf )

5. SMK Negeri 4 Pontianak

(fotonya hilang 😦 maaf )

6. SMA Mujahidin Pontianak

SMA Mujahidin

SMA Mujahidin

7. SMA Kemala Bhayangkari

SMA Kemala Bhayangkari

SMA Kemala Bhayangkari

8. MA Negeri 2 Pontianak

MA Negeri 2 Pontianak

MA Negeri 2 Pontianak

9. MA Negeri 1 Pontianak

MA N 1 Pontianak

MA N 1 Pontianak

10. SMA Negeri 10 Pontianak

SMA N 10 Pontianak

SMA N 10 Pontianak

11. SMA Negeri 3 Pontianak

SMA N 3 Pontianak

SMA N 3 Pontianak

12. SMA Negeri 4 Pontianak

SMA N 4 Pontianak

SMA N 4 Pontianak

13. SMA Negeri 2 Pontianak

SMA N 2 Pontianak

SMA N 2 Pontianak

(sesuai dengan nomor urut peserta lomba)

Rute perjalanan kali ini dimulai dari Gedung Graha Pena Pontianak Post menuju KFC Gajahmada lalu kembali lagi ke Gedung Graha Pena. Bahkan kali ini, lomba dimulai setelah ditunda beberapa menit dari waktu yang dijadwalkan (pukul 14.00 WIB) karena hujan yang masih mengguyur pada saat itu.

The Fashion Road

Tema Fashion Road Tingkat SMA kali ini yaitu tentang alam. Dari pantauan yang punya blog ini saat acara berlangsung, terdapat kostum-kostum unik yang menghiasi Jl. Gajahmada pada sore hari itu. Ada peri “jadi-jadian”, manusia pohon, gadis bunga kembang, pangeran dan putri hutan, dan lain-lain. Salah satu penampilan dari peserta Fashion Road yang menjadi pusat perhatian penonton adalah Pria Berjubah Putih (seperti Shinigami-nya di anime Bleach) yang jubahnya tersusun dari keping CD bekas, serta penampilan manusia pohon dari SMA Mujahidin Pontianak. Selain itu ada juga satu tim yang seluruh anggotanya adalah gadis cantik berpakaian penghuni hutan yang indah seperti burung merak, peri, dan lain-lain yang bergaya bak model professional. Mungkin hal ini dilakukan agar kesan indah dan menawan dari kelompok tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada penonton dan dewan juri. Setidaknya hal tersebut dapat memberikan kesan dan hiburan tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikan penampilan dari tim fashion road SMA Negeri 2 Pontianak tersebut.

This is high school and this is tight competition

Lomba Drumband & Fashion Road tingkat SMA yang diikuti oleh 13 sekolah ini menunjukkan persaingan yang teramat ketat. Setiap tim berusaha menampilkan yang terbaik agar mendapatkan juara. Prasetya (16) dari SMA Negeri 1 Ambawang mengatakan bahwa tim drumband dan fashion road-nya memerlukan waktu satu minggu. Rizky (17), siswi SMA Mujahidin mengaku bahwa persiapan dari sekolahnya hanya empat hari karena informasi tentang lomba ini baru masuk pada hari rabu (10/10/2012) dan untuk fashion road yang menampilkan bunga-bunga dan pohon ini, mereka menghabiskan biaya sekitar 2 juta rupiah.

Gangnam Style and Shuffle Dance

Siswa SMA pun tidak mau kalah dengan siswa SMP dan SD yang lebih dahulu mengguncang Jl. Gajahmada dengan gangnam style-nya minggu lalu, kini giliran mereka yang bersuka ria. Kejadian ini tentunya lebih heboh dan ramai, tidak percaya? Silakan saksikan video di bawah ini ^_^

and the winner is…,

 

Setelah adzan maghrib berkumandang, barulah panitia mengumumkan pemenang lomba Drumband & Fashion Road tingkat SMA tahun 2012. Untuk loba tahun ini panitia memilih 4 terbaik karena peserta yang ikut lebih banyak dari tahun kemarin. Berikut daftar pemenang-pemenangnya :

Lomba Fashion Road

Juara I : SMA Santo Paulus Pontianak (245 poin)

Juara II : SMA Negeri 2 Pontianak (240 poin)

Juara III : SMA Bina Utama Pontianak (235 poin)

Harapan : MA Negeri 1 Pontianak (230 poin)

Lomba Drumband

Juara I : SMA Negeri 4 Pontianak (371 poin)

Juara II : SMA Santo Paulus Pontianak (369 poin)

Juara III : SMA Negeri 2 Pontianak (368 poin)

Harapann : SMA Bina Utama Pontianak (367 poin)

Dominasi 3 Sekolah

Dominasi dari sekolah favorit di kota Pontianak terlihat dari lomba ini. Dari empat posisi dari dua cabang lomba tersebut, 3 sekolah berhasil membawa dua piala. Sekolah tersebut adalah SMA Bina Utama Pontianak (Juara 3 Fashion Road dan Juara Harapan Drumband), SMA Negeri 2 Pontianak (Juara 2 Fashion Road dan Juara 3 Drumband), dan SMA Santo Paulus Pontianak (Juara 1 Fashion Road dan Juara 2 Drumband) dan yang berhasil membawa satu piala hanya MA Negeri 1 Pontianak dan SMA Negeri 4 Pontianak. Jadi, dari delapan medali (memangnya olimpiade? 😀 ehehe) yang diperebutkan, hanya lima sekolah yang mendapatkan “jatah” tahun ini dan delapan sekolah lainnya harus gigit jari.

Persiapan Matang, Piala Pun Datang

SMA Negeri 4 Pontianak boleh berbangga hati dengan prestasi yang dihasilkan oleh tim drumband sekolahnya. Putri (16) dan Nabila (16) mengatakan tim drumband dan fashion road SMA 4 melakukan persiapan setidaknya dua minggu untuk kompetisi ini. Walaupun pada akhirnya tim fashion road dari SMA 4 tidak berhasil membawa juara, namun peringkat pertama Drumband sudah lebih dari cukup untuk membayar lunas pengorbanan mereka selama dua minggu. Dan menurut salah satu siswa dari SMA Negeri 2 Pontianak yang berhasil membawa dua piala tahun ini, Zavira (17), persiapan yang dilakukan oleh tim ini sekitar satu minggu. Jadi, persiapan yang matang tentu akan membawa hasil yang baik pula.

Hantu Bergantayangan di Jl. Gajahmada

Oktober 8, 2012 pukul 5:21 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar
Peserta Drumband dan Fashion Road

Peserta Drumband dan Fashion Road

Ada yang berbeda di Jl. Gajahmada pada sore minggu (7/10/2012) ini. Jalan tersebut ditutup oleh kepolisian dan kemacetan pun terjadi karena kendaraan tidak dapat melintasi jalan tersebut. Dari kejauhan terlihat makhluk-makhluk menyeramkan seperti Kuntilanak, Mak Lampir, Drakula, Tuyul, Buto Ijo, bahkan Suster Ngesot yang diseret oleh Drakula berkumpul di Gedung Graha Pena Pontianak Post. Ini bukanlah sebuah serangan makhluk halus yang ingin mengusik ketentraman manusia, akan tetapi merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pontianak Oktober Festival yaitu Lomba Drumband dan Fashion Roaddalam rangka memperingati hari jadi Kota Pontianak.


Hantu di Jalan Gajahmada (Peserta dari SMP N 1 Teluk Pakedai)

Hantu di Jalan Gajahmada (Peserta dari SMP N 1 Teluk Pakedai)

Pada sore hari tersebut, panita Pontianak Oktober Festival mengadakan lomba Drumband dan Fashion Road tingkat SD dan SMP yang diikuti oleh sekolah-sekolah yang berada di Kota Pontianak dan sekitarnya. Untuk tahun ini tema dari fashion road adalah horror, sehingga peserta diwajibkan menggunakan kostum dan bergaya seperti hantu, makhluk halus, atau sosok menyeramkan lainnya.


Peserta Drumband (SD 09 Sungai Kakap)

Peserta Drumband (SD 09 Sungai Kakap)

Acara dimulai dari pukul 14.00 WIB dan rute lomba dimulai dari Gedung Graha Pena di Jl. Gajahmada menuju Jl. Pattimura, sebelum sampai perempatan lampu merah Jl. Gajahmada, peserta kembali lagi ke Gedung Graha Pena. Setidaknya ada sembilan tim dari sekolah tingkat dasar dan enam dan tim dari sekolah tingkat menengah pertama mengikuti lomba tersebut. Di dalam lomba, akan ditentukan tiga pemenang masing-masing dari drumband dan fashion road.


Penonton yang berteduh

Penonton yang berteduh

HUJAN TURUN SEMANGAT NAIK

Baru saja dua kelompok turun ke jalan, hujan turun dengan sangat lebatnya sehingga kegiatan pun ditunda. Selagi menunggu hujan berhenti, peserta dan guru pendamping serta penonton yang sedang berteduh di bawah gedung Graha Pena tidak henti-hentinya memainkan alat musik drumband-nya. Sesekali terdengar mereka beradu kemampuan dengan menabuh gendang dengan penuh semangat, ada juga yang tidak henti-hentinya meneriakan yel-yel khas sekolah mereka. Peristiwa ini sontak membuat halaman parkir gedung Graha Pena layaknya sedang melaksanakan konser akbar.

Suasana di halaman parkir Gedung Graha Pena 


GANGNAM STYLE DI JL. GAJAHMADA PONTIANAK

Gangnam Style di Jl. Gajahmada Pontianak

Gangnam Style di Jl. Gajahmada Pontianak

Sembari menunggu semua peserta menyelesaikan rutenya, panitia memutar musik-musik dari luar dan dalam negeri yang enerjik dan semangat sehingga peserta dan penonton yang berkumpul di sekitar Gedung Graha Pena dapat terhibur dan membangkitkan semangat peserta lainnya. Ketika lagu rap Korea berjudul “Gangnam Style” diputar, secara spontan peserta yang sedang beristirahat berkumpul bersama dan bergoyang ala Gangnam. Jalan Gajahmada pun berubah menjadi dance floor yang dipenuhi oleh penari Gangnam Sytle dadakan tersebut. Keramaian dan keceriaan pun tercipta dari wajah tiap-tiap peserta, mereka bersatu dan secara bersama-sama menari tanpa memikirkan asal daerah maupun sekolah.

Video Gangnam Style a la Peseta Drumband dan Fashion Road


SEBERANG PULAU BAWA DUA PIALA

Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya sekitar pukul 17.30 panitia mengumumkan pemenang dari lomba Drumband dan Fashion Road tingkat SD dan SMP. Secara mengejutkan, SMP Negeri 1 Teluk Pakedai yang berasal dari Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya berhasil membawa dua piala yaitu Juara II Fashion Road tingkat SMP, dan Juara I Lomba Drumband. Pencapaian tersebut membayar lunas semua perjuangan dari para siswa dan pelatih yang sudah susah payah berlatih dan harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam untuk sampai ke Pontianak melalui jalan darat yang disambung dengan menyebrangi muara sungai yang memisahkan kecamatan Sungai Kakap dan Kecamatan Teluk Pakedai.



Pak Syamsudin (Kepala SMP Negeri 1 Teluk Pakedai)

Pak Syamsudin (Kepala SMP Negeri 1 Teluk Pakedai)

Pak Syamsudin (Kepala SMP N 1 Teluk Pakedai) merasa puas dan bangga atas prestasi yang diraih oleh anak didiknya tersebut. Beliau mengucapkan selamat dan terima kasih kepada siswa-siswinya dan kepada pelatih yang telah berjuang keras dalam kegiatan ini. Setidaknya, seluruh peserta drumband dan fashion road ini sudah berada di Pontianak tiga hari yang lalu (pada hari Jumat) dan menginap di rumah beliau di Jeruju dan mereka akan pulang pada esok harinya (senin, 8 Oktober 2012) ke Teluk Pakedai dengan membawa dua piala. Hal ini tentu akan menjadi kebanggan tersendiri baik dari sekolah dan masyarakat Teluk Pakedai itu sendiri.


PEMENANG LOMBA

Pemenang Fashion Road Tingkat SD

Juara I : MIN Teladan

Juara II : SD Negeri 3 Pontianak

Juara III : SD Negeri 31 Pontianak


Pemenang Drumband Tingkat SD

Juara I : SD Negeri 34 (Tim B) Pontianak

Juara II : SD Negeri 09 Sungai Kakap

Juara III : SD Negeri 34 (Tim A) Pontianak


Pemenang Fashion Road Tingkat SMP

Juara I : MTs Negeri 2 Pontianak

Juara II : SMP Negeri 1 Teluk Pakedai

Juara III : SMP Negeri 11 Pontianak


Pemenang Drumband Tingkat SMP

Juara I : SMP Negeri 1 Teluk Pakedai

Juara II : MTs Negeri 2 Pontianak

Juara III : SMP Negeri 1 Sungai Raya


Suasana Pengumuman Pemenang



Foto dan video by : Endy Maulidi

Pemilihan Bujang-Dare Pontianak 2012

Oktober 1, 2012 pukul 4:26 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar
Tag: , ,

Finalis Bujang Dare

Tepat pada pukul 19.00 WIB pada hari minggu (30 Oktober 2012) bertempat di Rumah Adat Melayu di Jl. Pontianak berlangsung acara Pemilihan Bujang-Dare Pontianak 2012 yang dihadiri langsung oleh walikota Pontianak H. Sutarmiji, S.H, M.Hum, Sultan Pontianak Syf. Alkadrie, dan Sekretaris Daerah Kota Pontianak. Acara tersebut diikuti oleh 19 pasang finalis bujang-dare Pontianak yang terdiri dari 38 muda-mudi yang telah lolos seleksi yang dilakukan oleh tim dewan juri. Setidaknya ada 98 orang yang mendaftar dalam kegiatan tersebut dan dikerucutkan hingga 40 orang finalis bujang-dare, namun dua finalis mengundurkan diri karena sakit.

Bujang-Dare Pontianak 2011

Bujang-Dare Pontianak 2011

Bujang-Dare Pontianak merupakan sebutan kepada duta pariwisita kota Pontianak yang terdiri dari sepasang muda-mudi (bujang untuk pemuda dan dare untuk pemudi) yang terpilih dalam kegiatan Pemilihan Bujang-Dare yang rutin dilaksanakan oleh pihak Pemerintah Kota Pontianak setiap tahunnya. Bujang-Dare yang terpilih nantinya akan terlebih dahulu dibina kembali agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengemban tugas sebagai duta pariwisata kota Pontianak. Diharapkan dengan terpilihnya Bujang-Dare Pontianak yang berwawasan serta memiliki keterampilan dalam berkomunikasi mampu membantu Pemkot Kota Pontianak dalam mempromosikan objek wisata yang terdapat di Kota Pontianak ke tingkat regional, nasional, bahkan internasional.

Dalam kegiatan yang dimeriahkan oleh aksi tarian melayu, stand up comedy dari Ipunk dan Empenk Wahaha, pembacaan Syair dari Bang Ron, dan dipandu oleh host yang kocak dari Bang Bujang dan Mak Inang, juga dihadiri oleh ratusan pendukung dari tiap-tiap finalis yang memenuhi Rumah Adat Melayu tersebut. Para finalis terdiri dari berbagai kalangan dan pendidikan. Ada yang masih pelajar SMA hingga karyawan swasta turut andil dalam acara ini sebagai finalis bujang-dare pontianak 2012. Bahkan, satu finalis dare pontianak bertugas sebagai Polisi Wanita (Polwan).

Stand Up Comedy by Wahaha

Di malam final tersebut, para peserta memperkenalkan dirinya masing-masing dengan cara berbalas-pantun dan tanya jawab dalam sebuah obrolan ringan khas anak muda Melayu Pontianak sehingga penonton dan dewan juri dapat mengetahui latar belakang tiap-tiap kontestan melalui adegan tersebut. Setelah memperkenalkan diri masing-masing, tiap-tiap finalis mencabut undian yang berisi nomor soal yang harus dijawab. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah untuk menguji peserta di bidang ilmu pengetahuan umum dan wawasan pariwisata, khususnya pariwisata di Pontianak. Selain menguji wawasan para peserta, dewan juri juga menilai penampilan dan mental peserta saat berada di atas panggung.

(Detik-Detik Penobatan Bujang-Dare Pontianak 2012)

Akhirnya terpilihlah Bujang-Dare Pontianak 2012 yaitu Zemi Prabowo (Bujang) dan Reni Karina (Dare).

Bujang-Dare Pontianak 2012

 

*Mohon Maaf Jika Terdapat Kesalahan dalam blog ini. 🙂

Iklan

Agustus 2, 2011 pukul 3:26 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

http://www.globaladsense.com/show.php?z=27&pl=3887&rl=60

ehehehhe 😀

Laman Berikutnya »


Entries dan komentar feeds.